Beranda | Artikel
Talbis Iblis Terhadap Kaum Sufi yang Meremehkan Neraka
Rabu, 17 April 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis Terhadap Kaum Sufi yang Meremehkan Neraka ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 28 Ramadhan 1445 H / 08 April 2024 M.

Kajian tentang Talbis Iblis Terhadap Kaum Sufi yang Meremehkan Neraka

Perkataan ini dinisbatkan kepada Abu Yazid Al-Busthami dan tercantum dalam buku-buku mereka yang menjadi rujukan kaum Sufi. Lalu seorang bertanya kepadanya, “Mengapa Anda berkata seperti itu, wahai Abu Yazid?” Maka dia berkata, “Karena aku tahu bahwa neraka jahanam akan padam ketika melihatku, sehingga aku bisa menjadi rahmat bagi seluruh makhluk.” Begitu jawabannya. Tentunya ini perkataan yang sangat merendahkan neraka.

Ibnu Jauzi mengatakan ucapan Abu Yazid al-Busthami ini sangat buruk karena mengandung unsur pelecehan dan meremehkan neraka, salah satu tempat yang Allah Subhaanahu wa Ta’ala ceritakan tentang kedahsyatannya di dalam Al-Qur’an. Sungguh, dikala menyebut neraka, Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengingatkan kita atas bahayanya, kedahsyatan dan kengeriannya. Di antaranya firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala,

…فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ…

“Maka takutlah kamu terhadap neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 24)

Demikian pula, Allah bercerita tentang neraka,

إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا

“Apabila neraka melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suaranya yang bergemuruh karena marahnya neraka itu.” (QS. Al-Furqan[25]: 12)

Ayat ini menceritakan kepada kita bagaimana kengerian dan kedahsyatan neraka. Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang bercerita tentang siksa-siksa yang ada di dalam neraka, hingga Allah selalu mensifati neraka dengan adzab yang sangat pedih, sangat dahsyat, sangat keras, dan semisalnya.

Demikian juga di dalam hadits, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang api neraka,

إِنَّ نَارَكُمْ هَذِهِ مَا يُوقِدُ بَنُو آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya api yang dinyalakan anak Adam di dunia itu hanyalah satu dari 70 bagian dari panasnya neraka jahanam.”

Para sahabat bertanya kepada Nabi, “Demi Allah, api dunia ini saja sudah cukup untuk membakar orang-orang yang durhaka Wahai Rasulullah.”

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata,

فَإِنَّهَا فُضِلِّتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا

“Sungguh api neraka itu 69 kali lipat lebih panas daripada api dunia dan masing-masing kelipatan panasnya itu sama dengan panasnya api dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

يؤتى بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زمام مَعَ كل زمام سبعون ألف ملك يجرونها

“Neraka jahanam akan didatangkan pada hari kiamat nanti, terlihat neraka itu memiliki 70.000 tali kekang, setiap kali kekang itu diseret 70.000 Malaikat.” (HR. Muslim)

Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu pernah meminta, “Wahai Ka’ab buatlah kami takut.” Maka Ka’ab berkata, “Wahai Amirul Mukminin, kerjakan amalan seperti amalan seorang pria. Jika engkau menemui hari kiamat dengan membawa amalan 70 nabi niscaya engkau tetap menganggap amalanmu tersebut tidak seberapa. Anggapan ini lantaran dahsyatnya huru-hara yang engkau lihat pada saat itu.”

Umar menundukkan kepala untuk sesaat, setelah itu ia mengangkat kepala latas berkata, “Tambahkan lagi Wahai Ka’ab.” Maka Ka’ab berkata, “Wahai Amirul Mukminin, andai neraka jahanam dibuka seukuran hidung kerbau di sebelah timur dan ada seorang berdiri di sebelah barat, pasti otaknya mendidih hingga meleleh karena panasnya.”

Umar menundukkan kepala sesaat kemudian ia mengangkat kepala lalu berkata, “Tambahkan lagi Wahai Ka’ab.” Maka Ka’ab mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin, pada hari kiamat neraka jahanam menarik nafas dengan kencang. Saat itu tidak ada malaikat yang didekatkan dan tidak ada pula nabi yang dipilih melainkan dia akan berlutut dan berkata, ‘Wahai Rabbku, selamatkan diriku, selamatkan diriku. Hari ini aku tidak memohon kepadaMu kecuali untuk keselamatan diriku sendiri.`”

Demikian dahsyatnya hari kiamat dan dahsyatnya neraka ketika dibawakan kepada manusia. Maka tidak layak seorang muslim menyepelekan tentang neraka atau menjadikannya sebagai bahan guyonan atau lawakan, seolah-olah itu perkara yang remeh. Karena tidak ada di dalam Al-Qur’an maupun hadits disebutkan neraka melainkan dalam bentuk yang menyedihkan dan menakutkan dan diperintahkan untuk agar kita berlindung darinya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54082-talbis-iblis-terhadap-kaum-sufi-yang-meremehkan-neraka/